lampu yang meredup
buku tertutup
hitam menjadi putih
tawa meja dan canda pensil tak tergesek
kulirik putih abu-abu
ingin menoleh dan berputar
mengembalikan detik-detik sepatu bersanding pintu
saat jendela bermusuh kusen
puisi diatas menjelaskan seseorang yang hatinya gundah karena teringat akan masa SMP dulu,
dan dia ingin masa itu terulang kembali
Senin, 25 Februari 2013
Jumat, 22 Februari 2013
by : Dyah eka farafiqa
hentakan kaki memecah keheningan
melewati kesunyian koridor kelas
hitam legam tinta spidol
menyatu dengan kesucian kertaas putih
nyala mati lampu kelas
bercampur dengan kesejukan
angin bersiul melewati jendela
jam berdentang awal masa belajar
puisi diatas menjelaskan suasana koridor kelas XI aksel yang sunyi,
dan segala peralatan tulis yang tersedia di dalam kelas seperti spidol dan kertas ketika akan memulai pelajaran di pagi hari, hal ini ditandai dengan prosa 'angin bersiul melewati jendela, jam berdentang awal masa belajar'.
suasana pada saat itu sangat tentram ditandai dengan prosa 'nyala mati lampu kelas bercampur dengan kesejukan'
melewati kesunyian koridor kelas
hitam legam tinta spidol
menyatu dengan kesucian kertaas putih
nyala mati lampu kelas
bercampur dengan kesejukan
angin bersiul melewati jendela
jam berdentang awal masa belajar
puisi diatas menjelaskan suasana koridor kelas XI aksel yang sunyi,
dan segala peralatan tulis yang tersedia di dalam kelas seperti spidol dan kertas ketika akan memulai pelajaran di pagi hari, hal ini ditandai dengan prosa 'angin bersiul melewati jendela, jam berdentang awal masa belajar'.
suasana pada saat itu sangat tentram ditandai dengan prosa 'nyala mati lampu kelas bercampur dengan kesejukan'
karyaku ^^
kertas putih terisi tinta hitam
kursi goyang meliuk-liuk di Perapian
sayup-sayup angin membawa kesunyian
kosong..
dimana pemilik kursi itu?
kecamata kecil kedinginan
mengutuki dentuman perpisahan
kursi goyang meliuk-liuk di Perapian
sayup-sayup angin membawa kesunyian
kosong..
dimana pemilik kursi itu?
kecamata kecil kedinginan
mengutuki dentuman perpisahan
denting rinduku
Dingin malam
Alunan melodi merdu
Kehampaan hati memanggil namamu
Bunda..
Daun daun telah jatuh
Menanti kehangatan mentari
Singkirkan awan awan itu bunda
Biarlah sehelai daun bermakna
Langganan:
Postingan (Atom)